SELECT LANGUAGE

Jumat, 27 September 2013

ADAB DALAM BERTAMU DAN MENERIMA TAMU



Bertamu


Bertamu adalah berkunjung ke kediaman orang lain karena sebuah kepentingan/keperluan. Dalam agama Islam bertamu termasuk dalam amal silaturahim. Silaturahim adalah bertamu dengan maksud yang baik disertai niat ikhlas karena hanya untuk mencari rida dan rahmat Allah SWT.
Adapun tata krama dalam bertamu adalah sebagai berikut.
a.       Mengucapkan salam dan meminta izin.
b.      Mengucapkan salam atau meminta izin sesuai dengan adat masyarakat setempat selama 3 kali. Ketika tiga kali tidak ada respon atau tuan rumah tidak keluar maka kita tidak boleh masuk rumah. Dan tidak boleh duduk sebelum dipersilakan.
c.       Mempunyai maksud baik yang diridai Allah SWT.
d.      Menggunakan pakaian yang menutup aurat, sopan, dan berpenampilan rapi.
e.      Memerhatikan keadaan tuan rumah atau bertamu pada waktu yang tepat.
f.        Hendaknya bersikap dan bertutur kata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi merasa dihormati dan senang.
g.       Jangan berperilaku yang tidak pantas serta merepotkan tuan rumah.
h.      Kalau harus menginap jangan sampai lebih dari tiga hari. Sebab, Rasulullah bersabda:”Tidak halal bagi seorang muslim di rumah saudaranya (bertamu) yang menyebabkan ia (tuan rumah) berdosa. Sahabat bertanya: ‘Bagaimana menyebabkan ia berdosa?’ Nabi SAW menjawab : ‘Tinggal di rumahnya padahal engkau mengetahui bahwa ia tidak memiliki apa-apa yang akan dihidangkannya kepadamu’.” (H.R. Muslim).

Menerima Tamu


Dalam etika silaturahim maka kita dianjurkan untuk menghormati, menghargai, dan memuliakan para tamu yang datang ke rumah kita. Seperti peribahasa tamu adalah raja maka sudah wajar ketika kita harus memuliakan serta bersikap sopan terhadap tamu dari mulai awal datang ke rumah sampai mereka keluar dari rumah kita.
Tata krama dalam menghormati tamu adalah sebagai berikut.
a.       Menyambut tamu dengan ikhlas dan wajah penuh keramahan.
b.      Tidak membeda-bedakan sikap terhadap tamu yang hadir ke rumah kita, kecuali dalam tingkat ketakwaan dan tingkat kekerabatannya.
c.       Jangan membeda-bedakan terhadap tamu, seperti yang kaya atau pejabat dengan sikap berlebih-lebihan atau menelantarkan tamu karena dia tergolong orang yang miskin. Menghormati tamu hendaknya ditunjukkan dalam sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan.
d.      Memberikan jamuan terhadap tamu sesuai dengan kemampuan, terutama bila tamu itu sengaja kita undang untuk datang dari tempat yang jauh. Kewajiban menjamu tamu adalah sehari semalam, sedangkan selebihnya merupakan sedekah.
e.      Berusaha sekuat tenaga memenuhi keperluan tamu yang hadir itu. Bila tidak mampu, maka sampaikanlah kepada tamu tersebut secara bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung yang mengakibatkan sakit hati tamu tersebut.
f.        Menemui tamu dengan wajah ceria, sikap antusias, serta sopan dan santun terhadap tamu terutama ungkapan rasa terima kasih atas kehadirannya di rumah kita.
g.       Usahakan agar tamu senantiasa gembira dan senang berada di rumah kita. Bila perluberikanlah cendera matasebagai kenang-kenangan dan rasa syukur.
h.      Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, janganlah sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, tolaklah dengan cara yang bijaksana.
i.         Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarlah atau iringilah tamu sampai ke pintu rumah (pagar) karena hal ini termasuk sunah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar