Sampai saat ini belum ada obat untuk penyakit rabies ketika gejala penyakit tersebut sudah muncul, oleh karena itu pencegahan sangat penting untuk dilakukan. Kematian manusia akibat penyakit rabies dapat cegah melalui vaksinasi. Vaksin rabies pre-exposure dapat diberikan pada orang yang beresiko tinggi untuk terkena virus rabies supaya dapat terlindungi apabila mereka terpapar virus rabies. Sedangkan vaksin rabies post-exposure dapat mencegah terjadinya penyakit rabies apabila diberikan pada seseorang setelah mereka terpapar virus rabies, vaksin ini sebaiknya diberikan sesegera mungkin setelah terpapar virus rabies.
Bagi pasien yang belum pernah di vaksin rabies sebelumnya, maka CDC USA menyarankan untuk diberikan vaksin rabies post-exposure baik yang berupa antibodi pasif & vaksinnya. Kombinasi antara HRIG (human rabies immune globulin) & vaksin direkomendasikan, baik untuk paparan virus akibat gigitan ataupun yang non-gigitan, tanpa melihat jarak waktu antara paparan virus dengan saat pemberian vaksin.
Sedangkan untuk orang yang sebelumnya telah di vaksin rabies atau menerima vaksin rabies pre-exposure, sebaiknya hanya diberikan vaksin saja tanpa HRIG. Efek samping akibat menerima vaksin & imunoglobulin rabies jarang terjadi, vaksin jenis baru yang digunakan saat ini juga lebih sedikit menimbulkan efek samping dibandingkan dengan vaksin jenis yang lama. Reaksi lokal ditempat vaksin disuntikan seperti kemerahan, bengkak & nyeri dapat terjadi, kadangkala dapat juga terjadi reaksi lainnya seperti sakit kepala, mual, nyeri pada perut & nyeri pada otot. Kadangkala nyeri & demam juga dapat terjadi setelah pemberian imunoglobulin rabies.
Vaksin rabies sebaiknya juga diberikan sesuai jarak waktu yang telah direkomendasikan. Karena pencegahan rabies merupakan hal yang penting, maka sebaiknya tidak dilakukan modifikasi pada dosis & interval pemberian vaksin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar