Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Syphilis | |
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal | |
Gambar organisme berbentuk spiral yang menyebabkan sifilis | |
ICD-10 | A50.-A53. |
ICD-9 | 090-097 |
MedlinePlus | 001327 |
eMedicine | med/2224 emerg/563derm/413 |
MeSH | D013587 |
Tahap Klinis
Merupakan penyakit menular seksual yang ditandai dengan fase aktif dan diikuti dengan fase laten.
1. [[Masa inkubasi : masa inkubasi terjadi selama 2-6 minggu. Setelah masa itu akan timbul lesi primer disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening (Limfadenopati) regional.
2. Tahap sekunder : ditandai dengan lesi kulit secara general atau menyeluruh dan limfadenopati yang juga general.
3. Tahap laten : tahap ini terjadi selama beberapa tahun atau dekade.
4. Tahap tersier : tahap ini terjadi pada 1/3 kasus yang tidak ditangani. Gejala yang timbul yaitu destruksi kulit, muskuloskelet, dan lesi parenkima, aortitis, dan kelainan saraf. [1]
1. [[Masa inkubasi : masa inkubasi terjadi selama 2-6 minggu. Setelah masa itu akan timbul lesi primer disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening (Limfadenopati) regional.
2. Tahap sekunder : ditandai dengan lesi kulit secara general atau menyeluruh dan limfadenopati yang juga general.
3. Tahap laten : tahap ini terjadi selama beberapa tahun atau dekade.
4. Tahap tersier : tahap ini terjadi pada 1/3 kasus yang tidak ditangani. Gejala yang timbul yaitu destruksi kulit, muskuloskelet, dan lesi parenkima, aortitis, dan kelainan saraf. [1]
[sunting]Epidemiologi
Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki. [1]
[sunting]Manifestasi Klinis
a. Sifilis Primer
Lesi primer pada sifilis berupa chancroid atau chancre yang ditemukan pada penis pada pria, untuk wanita chancre yang timbul biasanya multipel dan ditemukan pada vagina atau serviks uterus. Chancre diawali dengan bentuk kecil, padat, papule, yang kemudian membesar secara perlahan membentuk lesi yang tidak nyeri, berbatas tegas, jernih, dan dasar yang lembab.
Lesi primer pada sifilis berupa chancroid atau chancre yang ditemukan pada penis pada pria, untuk wanita chancre yang timbul biasanya multipel dan ditemukan pada vagina atau serviks uterus. Chancre diawali dengan bentuk kecil, padat, papule, yang kemudian membesar secara perlahan membentuk lesi yang tidak nyeri, berbatas tegas, jernih, dan dasar yang lembab.
b. Sifilis sekunder
Pada tahap sekunder, gejala sudah mulai menyerang kulit secara general, lesi kulit biasanya tersebar secara simetris, bisa berbentuk makulopapular, scale, atau pustular. Paling banyak timbul di telapak tangan dan kaki. Bila ditemukan di area yang lembab seperti anogenital atau selangkangan, paha, atau ketiak, dan tersebar secara luas dan menonjol dinamakan kondiloma lata.
Pada tahap sekunder, gejala sudah mulai menyerang kulit secara general, lesi kulit biasanya tersebar secara simetris, bisa berbentuk makulopapular, scale, atau pustular. Paling banyak timbul di telapak tangan dan kaki. Bila ditemukan di area yang lembab seperti anogenital atau selangkangan, paha, atau ketiak, dan tersebar secara luas dan menonjol dinamakan kondiloma lata.
c. Sifilis tersier
Tahap ini terjadi pada 1/3 kasus yang tidak ditangani, biasanya 5 tahun setelah periode laten. Fase ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu sifilis kardiovaskular, neurosifilis, dan sifilis tersier jinak. [2]
Tahap ini terjadi pada 1/3 kasus yang tidak ditangani, biasanya 5 tahun setelah periode laten. Fase ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu sifilis kardiovaskular, neurosifilis, dan sifilis tersier jinak. [2]
[sunting]Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan penyebaran penyakit yaitu :
1. Sifilis didapat (acquired syphilis) : penyebaran yang terjadi akibat kontak seksual langsung, transfusi darah atau kontak dengan jaringan yang terinfeksi.
2. Sifilis congenital (congenital syphilis) : sifilis yang terjadi akibat infeksi Treponema yang berasal dari ibu yang terinfeksi sifilis primer atau sekunder, jarang infeksi laten. Infeksi dapat terjadi pada tahap atau usia kehamilan manapun. [3]
1. Sifilis didapat (acquired syphilis) : penyebaran yang terjadi akibat kontak seksual langsung, transfusi darah atau kontak dengan jaringan yang terinfeksi.
2. Sifilis congenital (congenital syphilis) : sifilis yang terjadi akibat infeksi Treponema yang berasal dari ibu yang terinfeksi sifilis primer atau sekunder, jarang infeksi laten. Infeksi dapat terjadi pada tahap atau usia kehamilan manapun. [3]
[sunting]Diagnosis
a. Mendeteksi Treponema pallidum
- dark-field microscope
- fluorescent antibody
b. Pemeriksaan serologi
- VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
- RPR (rapid plasma regain)
- Western blot
- rapid test [4]
- dark-field microscope
- fluorescent antibody
b. Pemeriksaan serologi
- VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
- RPR (rapid plasma regain)
- Western blot
- rapid test [4]
[sunting]Manajemen Terapi
1. Sifilis Didapat :
Pemberian penisilin G Benzhatine atau Procaine, bisa peroral atau parenteral, tergantung keadaan pasien.[1]
2. Sifilis Kongenital : Penisilin G. [3]
Dosis pada bayi, orang dewasa, dan ibu hamil tentunya berbeda. Dibutuhkan pengontrolan yang berbeda pula.
Pemberian penisilin G Benzhatine atau Procaine, bisa peroral atau parenteral, tergantung keadaan pasien.[1]
2. Sifilis Kongenital : Penisilin G. [3]
Dosis pada bayi, orang dewasa, dan ibu hamil tentunya berbeda. Dibutuhkan pengontrolan yang berbeda pula.
[sunting]Pencegahan
1. Tidak melakukan seks bebas, praktikan seks monogami dengan aman bersama pasangan
2. Memakai kondom mengurangi risiko terinfeksi sifilis.
3. Setiap ibu hamil harus di tes sifilis, agar bila terinfeksi dapat diterapi sesegera mungkin, dan tidak menginfeksi bayinya.
4. Hindari kontak dengan jaringan yang terpapar langsung atau dengan cairan tubuh. [5]
2. Memakai kondom mengurangi risiko terinfeksi sifilis.
3. Setiap ibu hamil harus di tes sifilis, agar bila terinfeksi dapat diterapi sesegera mungkin, dan tidak menginfeksi bayinya.
4. Hindari kontak dengan jaringan yang terpapar langsung atau dengan cairan tubuh. [5]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar