SELECT LANGUAGE

Jumat, 27 September 2013

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA


HASAD
Hasad adalah perasaan iri terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain. Orang yang hasad ingin kenikmatan yang diperoleh orang itu dipindahkan kepadanya. Di samping itu, ia tidak suka terhadap orang yang mampu menyamai apapun nikmat yang diperolehnya. Orang muslim membenci sikap dengki karena dengki adalah penolakan terhadap qadha dan qadar Allah SWT di antara hamba-hamba-Nya. Kaitannya dengan qada dan qadar Allah maka semua rezeki dan segalanya sudah ditentukan oleh Allah SWT.
Iri hati adalah merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan. Allah menyuruh umat muslim untuk menjauhi sifat iri hati karena merupakan perbuatan tercela.
Kerugian dan bahaya yang disebabkan oleh perbuatan hasad antara lain sebagai berikut.
1. Dapat merusak iman orang yang hasad.
2. Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala kebaikan yang pernah dilaksanakan.
3. Dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi pendengki maupun orang yang didengki. Dalam surah Al Falaq ayat 1, 2, dan 5 diperintahkan untuk memohon perlindungan Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila mendengki.
4. Dapat merusak mental (hati) pendeki itu sendiri, sehingga selalu merasa gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.
Dalam hadis riwayat Al Bukhari Muslim ada dua macam iri hati yang diperbolehkan Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Iri hati kepada orang lain yang dianugerahi harta yang banyak kemudian harta itu digunakannya untuk hal-hal yang diridai Allah.
2. Iri hati kepada orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu itu diamalkannya serta diajarkannya kepada orang lain.

RIYA’
Dari segi bahasa riya’ berarti pamer. Sedangkan dari segi istilah riya’ adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal saleh kepada orang lain bukan karena Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah. Riya’ menggunakan unsur mata karena hubungannya dengan melihat sedangkan perbuatan yang dilakukan dengan niat ingin didengar oleh orang lain disebut sum’ah (ingin didengar). Riya’ dan sum’ah merupakan perbuatan tercela dan termasuk kedalam perbuatan syirik kecil yang harus dijauhi oleh setiap muslim dan muslimah.
Hakikat riya’ adalah seorang hamba taat kepada Allah SWT dengan tujuan sampingan yaitu ingin mendapatkan kedudukan di hati manusia.
Riya’ dapat terjadi dalam urusan yang berkaitan dengan keagamaan dan urusan keduniaan. Riya’ dalam urusan keagamaan, misalnya:
1. Seseorang meningkatkan ketaatannya kepada Allah SWT jika dipuji, dan berkurang ketaatannya atau habis sama sekali jika ia dicela.
2. Seseorang memperlihatkan kepercayaannya kepada kebenaran agama Islam dan seluruh ajarannya, padahal hatinya sebenarnya tidak percaya karena kepercayaannya karena ingin memperoleh pujian dan keuntungan duniawi.
3. Rajin ibadah jika bersama manusia, dan malas beribadah jika sendirian.
4. Bersedekah. Jika sedekahnya tidak dilihat manusia, ia pasti tidak bersedekah.
5. Seseorang mengatakan atau mengerjakan kebaikan namun tidak untuk Allah SWT semata tetapi untuk manusia.
6. Bekerja dengan keras dan disiplin supaya dilihat atasannya, dengan tidak dilandasi niat ikhlas karena Allah SWT.
Adapun kerugian dari sifat riya’ adalah :
1. Seseorang yang beribadah tidak dilandasi dengan niat ikhlas, tetapi hanya untuk kepentingan dunia maka di alam akhirat akan dicampakkan ke dalam neraka. Para pejabat bermental jahat maka akan selalu merugikan masyarakat. Karena termasuk juga dalam perilaku munafik maka suatu saat akan menodai kesucian agama Islam dan mencelakakan kaum muslimin.
2. Amal baiknya terhapus dengan amal riya’nya.

ANIAYA
Aniaya (zalim) berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perbuatan bengis, penyiksaan atau zalim. Secara istilah aniaya ialah tidak adil (tidak menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan Allah SWT).
Sifat aniaya atau zalim dapat dibagi menjadi beberapa macam sebagai berikut.
1. Zalim kepada Allah SWT, yaitu dengan cara tidak bertakwa dan beribadah kepada Allah SWT.
2. Zalim terhadap sesama manusia seperti ghibah, naminah, (mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, menyiksa, membunuh, dan sebagainya.
3. Zalim terhadap makhluk Allah selain manusia. Seperti, menjadikan binatang sebagai hewan untuk bertarung, sebagai sasaran latihan menembak, memanah dan lain-lain.
4. Zalim terhadap diri sendiri dengan cara mengotori diri dengan berbagai dosa dan maksiat kepada Allah SWT.
Jadi orang-orang yang berbuat dosa besar adalah orang-orang yang menzalimi diri sendiri, karena membawanya kepada keburukan dan kegelapan. Dan ia berhak mendapatkan laknat dan jauh dari Allah SWT. Keburukan-keburukan dari perbuatan aniaya (zalim) dapat menimpa penganiaya dan orang yang dianiaya. Keburukan-keburukan yang akan dialami oleh penganiaya antara lain:
1. Jika tidak bertaubat dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan azab dari Allah SWT di neraka.
2. Ketika ia erbuat aniaya dengan merampok atau membunuh maka akan dijatuhi hukuman oleh negara.
3. Mencemarkan nama baik dirinya dan keluarganya.
4. Hidupnya tidak akan tenang karena dibayangi rasa takut.
5. Tidak akan disenangi dan dibenci masyarakat.
Keburukan-keburukan yang akan dialami oleh orang yang dianiaya dan masyarakat:
1. Jika dalam masyarakat yang berbuat zalim besar maka Allah akan menurunkan azab-Nya.
2. Karena dibayangi rasa takut maka gairah kerja masyarakat akan menurun.
3. Jika penganiayaan terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak dapat memperoleh kedamaian dan ketentraman.
4. Akan mengalami kerugian dan bencana sesuai dengan jenis penganiayaannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar