HASAD
Hasad adalah perasaan iri terhadap kenikmatan yang diperoleh
orang lain. Orang yang hasad ingin kenikmatan yang diperoleh orang itu
dipindahkan kepadanya. Di samping itu, ia tidak suka terhadap orang yang mampu
menyamai apapun nikmat yang diperolehnya. Orang muslim membenci sikap dengki
karena dengki adalah penolakan terhadap qadha dan qadar Allah SWT di antara
hamba-hamba-Nya. Kaitannya dengan qada dan qadar Allah maka semua rezeki dan
segalanya sudah ditentukan oleh Allah SWT.
Iri hati adalah merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki
orang lain karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan. Allah
menyuruh umat muslim untuk menjauhi sifat iri hati karena merupakan perbuatan
tercela.
Kerugian dan bahaya yang disebabkan oleh perbuatan hasad
antara lain sebagai berikut.
1. Dapat
merusak iman orang yang hasad.
2. Dapat
memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala kebaikan yang pernah
dilaksanakan.
3. Dapat
menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi pendengki maupun orang yang
didengki. Dalam surah Al Falaq ayat 1, 2, dan 5 diperintahkan untuk memohon
perlindungan Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila mendengki.
4. Dapat
merusak mental (hati) pendeki itu sendiri, sehingga selalu merasa gelisah dan
tidak memperoleh ketentraman.
Dalam hadis riwayat Al Bukhari Muslim ada dua macam iri hati
yang diperbolehkan Islam, yaitu sebagai berikut.
1. Iri
hati kepada orang lain yang dianugerahi harta yang banyak kemudian harta itu
digunakannya untuk hal-hal yang diridai Allah.
2. Iri
hati kepada orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu
itu diamalkannya serta diajarkannya kepada orang lain.
RIYA’
Dari segi bahasa riya’ berarti pamer. Sedangkan dari segi
istilah riya’ adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal saleh kepada orang
lain bukan karena Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah. Riya’ menggunakan
unsur mata karena hubungannya dengan melihat sedangkan perbuatan yang dilakukan
dengan niat ingin didengar oleh orang lain disebut sum’ah (ingin didengar). Riya’ dan sum’ah merupakan perbuatan
tercela dan termasuk kedalam perbuatan syirik kecil yang harus dijauhi oleh
setiap muslim dan muslimah.
Hakikat riya’ adalah seorang hamba taat kepada Allah SWT
dengan tujuan sampingan yaitu ingin mendapatkan kedudukan di hati manusia.
Riya’ dapat terjadi dalam urusan yang berkaitan dengan
keagamaan dan urusan keduniaan. Riya’ dalam urusan keagamaan, misalnya:
1. Seseorang
meningkatkan ketaatannya kepada Allah SWT jika dipuji, dan berkurang
ketaatannya atau habis sama sekali jika ia dicela.
2. Seseorang
memperlihatkan kepercayaannya kepada kebenaran agama Islam dan seluruh
ajarannya, padahal hatinya sebenarnya tidak percaya karena kepercayaannya
karena ingin memperoleh pujian dan keuntungan duniawi.
3. Rajin
ibadah jika bersama manusia, dan malas beribadah jika sendirian.
4. Bersedekah.
Jika sedekahnya tidak dilihat manusia, ia pasti tidak bersedekah.
5. Seseorang
mengatakan atau mengerjakan kebaikan namun tidak untuk Allah SWT semata tetapi
untuk manusia.
6. Bekerja
dengan keras dan disiplin supaya dilihat atasannya, dengan tidak dilandasi niat
ikhlas karena Allah SWT.
Adapun kerugian dari sifat riya’ adalah :
1. Seseorang
yang beribadah tidak dilandasi dengan niat ikhlas, tetapi hanya untuk
kepentingan dunia maka di alam akhirat akan dicampakkan ke dalam neraka. Para
pejabat bermental jahat maka akan selalu merugikan masyarakat. Karena termasuk
juga dalam perilaku munafik maka suatu saat akan menodai kesucian agama Islam
dan mencelakakan kaum muslimin.
2. Amal
baiknya terhapus dengan amal riya’nya.
ANIAYA
Aniaya (zalim) berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya
perbuatan bengis, penyiksaan atau zalim. Secara istilah aniaya ialah tidak adil
(tidak menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan Allah
SWT).
Sifat aniaya atau zalim dapat dibagi menjadi beberapa macam
sebagai berikut.
1. Zalim
kepada Allah SWT, yaitu dengan cara tidak bertakwa dan beribadah kepada Allah
SWT.
2. Zalim
terhadap sesama manusia seperti ghibah, naminah, (mengadu domba), fitnah,
mencuri, merampok, menyiksa, membunuh, dan sebagainya.
3. Zalim
terhadap makhluk Allah selain manusia. Seperti, menjadikan binatang sebagai
hewan untuk bertarung, sebagai sasaran latihan menembak, memanah dan lain-lain.
4. Zalim
terhadap diri sendiri dengan cara mengotori diri dengan berbagai dosa dan
maksiat kepada Allah SWT.
Jadi orang-orang yang berbuat dosa besar adalah orang-orang
yang menzalimi diri sendiri, karena membawanya kepada keburukan dan kegelapan.
Dan ia berhak mendapatkan laknat dan jauh dari Allah SWT. Keburukan-keburukan
dari perbuatan aniaya (zalim) dapat menimpa penganiaya dan orang yang dianiaya.
Keburukan-keburukan yang akan dialami oleh penganiaya antara lain:
1. Jika
tidak bertaubat dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan azab dari Allah
SWT di neraka.
2. Ketika
ia erbuat aniaya dengan merampok atau membunuh maka akan dijatuhi hukuman oleh
negara.
3. Mencemarkan
nama baik dirinya dan keluarganya.
4. Hidupnya
tidak akan tenang karena dibayangi rasa takut.
5. Tidak
akan disenangi dan dibenci masyarakat.
Keburukan-keburukan yang akan dialami oleh orang yang
dianiaya dan masyarakat:
1. Jika
dalam masyarakat yang berbuat zalim besar maka Allah akan menurunkan azab-Nya.
2. Karena
dibayangi rasa takut maka gairah kerja masyarakat akan menurun.
3. Jika
penganiayaan terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak dapat memperoleh
kedamaian dan ketentraman.
4. Akan
mengalami kerugian dan bencana sesuai dengan jenis penganiayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar