SELECT LANGUAGE

Sabtu, 26 Oktober 2013

Mengapa Banyak Orang Bodoh di Indonesia?


Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam, kaya akan Budaya, kaya akan segala galanya. Tapi sayang, di Indonesia ini banyak sekali orang bodoh, dari yang menjadi pejabat sampai gelandangan, dari yang muda sampai yang tua, dari yang kaya sampai yang miskin, semua bodoh dan termasuk saya admin Lintasgaul.

Mengapa Negara Indonesia Bodoh? Ada beberapa alasan dan akan saya sampaikan di bawah.


1. Indonesia di jajah dari jaman brahola (dahulu kala) oleh bangsa kolonial sampai berabad abad tapi tidak ada perlawanan sampai akhirnya merdeka Tahun 1945. Banyak sekali hasil hasil alam yang kita punya di peras, bahkan harga diri bangsa di rampas. Bodoh atau tidak?


2. Jaman nya persiapan kemerdekaan adalah jaman di mana Negara ini bersatu, setelah itu dan sampai sekarang tidak lagi bersatu seperti dahulu. Terlalu banyak manusia bodoh di indonesia yang bersifat licik, ada paham komunis yang hampir memporak porandakan negeri kita, ada yang mengkudeta demi kekuasaan yang kekal sampai tua, dan semua itu mempunyai tujuan yakni Keduniawian.


3. Korupsi telah menjadi budaya bodoh orang Indonesia, dahulu di biarkan karena mahkotanya juga, sekarang? dari akar sampai bunga korupsi, dari anak SD sampai S3 korupsi, hingga lulus dan menjadi pejabat atau pengusaha juga korupsi. Budaya bodoh korupsi memang telah mendarah daging dan akan sulit di hilangkan, terkecuali ada rekontruksi Negara yang valid dan dapat di terima masyarakat. Ketidakadilan inilah yang mengawali budaya korupsi.


4. Hukum carut marut, yang kaya bisa duduk yang miskin dapat kentut. Beginilah situasi hukum di indonesia, dan ini juga termasuk kebodohan yang dimiliki Negara kita. Perlu pembaca ketahui Indonesia bukanlah Negara yang hanya di kuasai orang kaya, tapi juga kami (rakyat Indonesia) yang perlu asupan gizi untuk segera menghilangkan kebodohan kami. Tapi kenyataannya sirna.


5. Budaya yang beraneka ragam, dari Sabang sampai merauke. Sangat banyak budaya kita, tapi sekarang? lihatlah di sekeliling anda wahai pembaca yang mulia, bahkan anda sendiri yang merasa bahwa anda bodoh telah menyia nyiakan Budaya asli Negeri sendiri.


6. Kekerasan dalam demokrasi sudah menjadi makanan tiap wartawan, pagi demo dan malam demo. Reformasi setengah kuburan. Mati suri dan tak mampu berkata apa apa, inilah potret demokrasi Negara kita. Tak perlu reformasi lagi, tapi perlu berbenah masing masing pribadi akan kebodohan yang kita miliki.


7. Pendidikan dan teknologi yang hanya gempar di media, tidak ada realisasi dan hanya menjadi wacana, pencitraan seorang yang hendak mencalonkan diri, atau mungkin setor muka pada masyarakat yang gampang dibodohi. Perlu di buktikan segala teknologi dengan dukungan mahkota yang tidak bodoh, yang pintar dalam merealisasikan peluang dan kecerdasan generasi. Mungkin pendidikan tak perlu di murah kan kalau hasilnya sangat tidak memuaskan, alhasil alat praktek sekolah tidak ada, bahkan perpustakaan isinya hanya buku peninggalan yang hampir tak dapat lagi terbaca, aksara nya pudar termakan lintah atau pun tikus. Kalaupun ada, itu bisa jadi isinya tak pas dengan apa yang harus di ajarkan pada anak usia dini, dan ada modus untuk membodohi.


8. Etika yang dimiliki masyarakat kian hari kian surut, sesama siswa sekolah ya tawuran, sesama pejabat ya saling jorogjorogan (sikut kanan sikut kiri), ini sifat iri yang bisa menghilangkan budaya Indonesia akan kepribadian yang baik, mempunyai kredibelitas. Tapi namanya manusia bodoh, toh itu suatu kemakluman.


9. Pancasila sebagai dasar negara sepertinya hanya akan menjadi pajangan yang tak pernah di rasa hanya terbaca dan tak mampu di pahami dengan jiwa, begitu juga Undang Undang Dasar Negara. Hanya bacaan dan tak sampai jiwa. Perlu di tekankan dengan keadaan lingkungan yang tidak bodoh pula.


10. Tahun baru, usia baru dan merasa gembira bahwa dirinya semakin tua tetapi tidak dewasa, menuju mati dan tetap enggan berdoa kepada Yang Maha Esa, malah hura hura dan membuang waktu saja. Bodoh juga sepertinya.


Saya mohon maaf sebesar besarnya, bukan maksud menjelekkan tapi memberi motivasi para generasi selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar