SELECT LANGUAGE

Sabtu, 26 Oktober 2013

Penyebab Emosi Mengendalikan Nafsu Makan Berlebihan



Terkadang kita merasa emosi. Fikiran dan perasaan kita juga kerap tidak terkontrol dengan baik. Ini mengundang banyak hal yang tidak terkontrol pula salah satunya nasfu makan menjadi tidak terkontrol.


Inilah akibat dari semua ini dan cara mengatasinya:


1. Sikap tidak peduli

Keinginan makan yang dipengaruhi faktor emosi merupakan dampak dari minimnya kepedulian seseorang terhadap makanannya. Terapis menyebutnya makan tanpa sadar. Jadi, meski baru saja selesai makan, seseorang masih memasukkan makanan lain ke mulutnya hanya karena makanan tersebut tersedia di depannya.


Kalau Anda mengalami hal ini, solusinya adalah mulai segera pedulikan apa pun yang masuk ke mulut Anda.


2. Makanan sebagai kesenangan pribadi

Tidak sedikit orang mengakhiri harinya yang sibuk dengan makanan kesukaan. Kesenangan pribadi menjadi alasan di balik mengonsumsi makanan favorit ini. Misalnya, setelah sibuk seharian bekerja, malam harinya Anda rutin makan es krim. Menjadikan makanan sebagai sumber kesenangan menimbulkan masalah emotional eating.

Tapi mengapa makanan sumber kesenangan ini menjadi pilihan banyak orang untuk melepas penat? Banyak sumber menyebutkan makanan kaya gula dan lemak merilis opioid dalam otak. Opioid adalah bahan aktif dalam kokain, heroin, dan narkotika. Jadi memang ketika makan es krim atau keripik kentang yang kaya gula dan lemak, Anda akan mendapatkan efek dari terlepasnya opioid yakni muncul rasa menenangkan.

Untuk mengatasi masalah ini, cari lah sumber kesenangan lain di luar makanan. Sumber lain barangkali tidak akan memberikan efek menenangkan seperti es krim misalnya. Namun, jika ingin mengatasi masalah emotional eating, Anda harus mulai bersikap lebih toleran terhadap perasaan yang tidak menyenangkan.


3. Kesulitan mengatasi perasaan negatif

Seseorang yang kesulitan mengatasi perasaan buruk atau negatif, cenderung akan mengalami masalah emotional eating.

Solusinya, berlatihlah melepaskan perasaan tak nyaman karena sesuatu hal. Dengan kata lain, mulailah belajar mengatasi rasa sedih, marah, bosan atau hal negatif lainnya yang mau tak mau akan selalu datang setiap harinya.

Jika Anda bisa menguasai perasaan negatif ini, Anda akan terhindar dari perilaku buruk, salah satunya kebiasaan makan.


4. Membenci tubuh sendiri

Tidak puas dengan tubuh sendiri punya dampak besar terhadap masalah emotional eating. Bahkan sikap inilah yang menjadi sumber utama masalah kebiasaan makan karena dorongan emosi.

Banyak orang akan mencintai tubuhnya kala berhasil menurunkan berat badan. Ini bukan solusi bagi. Lebih disarankan agar siapa pun yang membenci tubuhnya, agar mulai berhenti mencaci maki diri sendiri sebelum terjebak dalam lingkaran emotional eating.

Tidak mudah dan terbilang rumit memang mengatasi masalah penerimaan diri ini. Setiap orang memiliki kasus yang unik terkait masalah ini. Jadi, penanganan masalah citra tubuh ini harus melalui tahapan yang sifatnya personal, sehingga tak ada solusi yang sifatnya berlaku umum.


5. Psikis

Membiarkan diri Anda merasa sangat lapar atau sangat lelah, menjadi jalan mulus untuk masalah emotional eating. Tubuh saat lapar dan lelah, akan mengirim pesan kuat ke otak memberi sinyal makan. Tapi karena Anda menunda makan atau istirahat, yang muncul kemudian adalah perilaku makan yang tidak normal. Anda akan cenderung lebih sering ngemil dan tak bisa menguasai diri untuk tidak makan akibat masalah psikis.

Solusinya mudah saja, atasi masalah psikis ini dengan memberikan hak pada tubuh untuk istirahat tanpa harus menunggu kelelahan. Juga berikan asupan kepada tubuh dengan porsi tepat, sesuai aturan makan yang baik. Jadikan kebiasaan makan yang baik dan istirahat cukup sebagai prioritas dalam keseharian jika Anda ingin benar-benar mengatasi masalah emotional eating.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar